MENATA HATI,MENUNTUN NURANI,MEMANTAPKAN TEKAT,BERJUANG UNTUK ALLAH,NABIULLAH,ISLAM,BANGSA,DAN NEGARA (by komando pasukan mujahidin fisabilillah indonesia(KOMPAMUSADA) )

JIHAD JIHAD JIHAD,ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATU,JIHAD ADALAH JALAN JUANG AGAMA ISLAM,MENCARI ILMU ADALAH JIHAD,BERJUANG ADALAH JIHAD,DAN MENEGAKKAN SYARIAT ISLAM ADALAH JIHAD المجاهدين سوف تطبق دائما الشريعة

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ “Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat.”

ingatlah selalu jihad bukan teroris juga bukan pemberontakan,isis adalah syiah,syiah yang berdoktrin khawarij laknatullah mari pertahankan NKRI
get this widget here

Translate

Sabtu, 09 Mei 2015

Pria Palestina Berusia 126 Tahun Kenang Kesadisan Yahudi pada Nakba

RAJAB Al-Toum, seorang pria Palestina berusia 126 tahun, mengatakan buku-buku sejarah gagal untuk secara akurat menggambarkan hari-hari berikutnya setelah Nakba Palestina yang bertepatan dengan pendirian Israel pada 15 Mei 1948.
Al-Toum masih jelas mengingat peristiwa, termasuk kekejaman yang dilakukan oleh geng teroris Yahudi terhadap penduduk Palestina setempat – kenangan yang masih membuat air matanya menetas.
“Pembantaian yang terjadi pada saat itu tetap tergores di ingatan saya,” kata al-Toum kepada Anadolu Agency.

Sudah 59 tahun ketika Nakba terjadi, al-Toum bekerja di sebuah peternakan di Beersheba (yang sekarang Israel selatan) ketika geng Zionis memaksa ratusan ribu orang Palestina meninggalkan rumah dan desa mereka.
Dia melihat tentara Yahudi menyeret seorang wanita Palestina yang sedang hamil muda sebelum membunuhnya di depan suami dan anak-anak.
“Saya gemetar ketakutan ketika melihat ini,” kata al-Toum. “Saya takut mereka akan membunuh saya juga.”
Setelah tentara membantai wanita hamil itu, mereka (tentara yahudi) menarik diri, memberikan al-Toum – bersama dengan warga Palestina lain yang bersembunyi dalam ketakutan – kesempatan untuk mengungsi.
Kemudian, al-Toum akan menemukan tidak hanya wanita hamil itu yang dibantai oleh kelompok-kelompok paramiliter Yahudi.
Banyak laki-laki, wanita dan anak-anak, ia temukan dalam kondisi tewas – sering di depan keluarga mereka – oleh kelompok-kelompok Zionis bersenjata seperti Haganah dan gang Stern.
Banyak dari mereka dibantai, kenang al-Toum, sementara yang lain hanya ditembak dan dibunuh.
Pada saat itu, kata dia, sebagian besar warga Palestina gagal memahami dahsyatnya bencana yang membentang di depan mereka.
Mereka mulai memahami ruang lingkup krisis ketika geng Yahudi bersenjata berat menyerbu desa-desa mereka menggunakan tank.
Berita tentang pembantaian menyebar seperti api, kata al-Toum, mendorong warga Palestina, wanita dan anak-anak untuk meninggalkan kehidupan mereka – kebanyakan dari mereka meninggalkan semua harta milik mereka.
“Geng Yahudi menyerang desa Palestina tanpa pandang bulu dengan tujuan meneror warga yang melarikan diri,” kata orang tua tersebut.
Ratusan warga Palestina, ia menambahkan, terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat serbuan Yahudi.
“Buku-buku sejarah gagal telah menggambarkan kengerian pembantaian yang berlangsung sewaktu Nakba dan pasca Nakba,” ujar al-Toum, yang saat ini tinggal di kota Beit Lahia di Jalur Gaza

susunan

susunan