Oleh: Ramadhan Aziz
MESKI pandangan mata tak lagi sempurna,
Ingin ku ukir cinta dalam-dalam,
Hingga malam yang mulai pekat menyentuh sunyi,
Mengingatkanku untuk satu tujuan,
Menuliskan surat cinta untuk diri yang lalai akan karunia yang diberi,
Dan semoga esok, kembali pada jalan Illahi..
(Keheningan Malam, 01-05-15)
Jalan hidup tidaklah selamanya mulus, kadangkala ujian berat
menerjang, tak pelak menengelamkan secercah harapan. Ada yang perlahan
rapuh dan hilang semangat namun tak jarang ada yang hilang dalam
menggenggam arah dan tak berani melangkah kedepan. Dalam menggapai
puncak impian,
Allah menguji hamba-Nya dengan derita dan kesusahan,
terkadang menguji lewat harta. Harta kita habis tak bersisa. Namun,
apabila Allah mengambil itu semua sesungguhnya apa yang diambil-Nya dari
sisi kita akan dikembalikan lagi dan diganti dengan yang lebih baik
menurut-Nya.
Bila saja kepahaman kita sebagai seorang hamba terhadap jalan yang
diberikan oleh-Nya. Tidak akan ada derita yang berlebihan membawa
kebencian. Para Nabi dan orang-orang pilihan-Nya merasakan dalam ujian
kencang yang selalu menghadang. Deritanya, menjadi pelajaran berguna
untuk seluruh ummat manusia. Nabi ayyub diuji dengan penyakit kronis
namun tidak pernah mengeluh dengan penyakit yang menyelimutinya.
Dan Nabi kita yang mulia, Muhammad SAW pun di hina, di caci maki
bahkan hendak dibunuh tapi tetap teguh menegakkan agama yang dibawanya.
Karena sejatinya mereka sangat mencintai Allah sebagai Tuhannya.
Ingatlah, tatkala semakin tinggi derita yang dialami maka akan semakin
tinggi derajatmu disisi-Nya asal imanmu tidak pernah berubah dari-Nya.
Hakikatnya, musibah datang adalah nikmat. Karena ia menjadi sebab
bergugurnya dosa-dosa yang melekat. ia yang melahirkan sikap kembali
taat. Ia pula membawamu merendahkan diri di hadapan-Nya. Serta ia
memalingkan ketergantungan hati dari penghambaan kepada sesama makhluk.
Ia merupakan rahmat bagi keseluruhan makhluk, kecuali apabila musibah
itu menyebabkan menjadi terjerumus dalam kemaksiatan, maka ia menjadi
keburukan baginya.
Jika saja, kesulitan-kesulitan itu terasa berat bagimu. Hingga dadamu
seolah-olah menjadi sesak. dan langkah hidupmu menjadi sempit. Dan
engkau berpikir berputus asa. wahai saudaraku, jangan pupus! Akan
tetapi, bersabarlah. Karena sabar, ia termasuk salah satu bagian ibadah
yang sangat mulia. hakikat penghambaan yang sejati tak akan terealisasi
tanpa kesabaran. Kesababaran adalah sumber kekuatan, ia membuatmu kuat
untuk tak berpaling dari karunia musibah yang diberi-Nya. Sabar
mengajarkan lisanmu untuk tidak menghujat dan berkeluh kesah, ia pula
yang menahan hati dari gejolak api amarah yang membara, ia yang menahan
anggota badan untuk tidak mengekspresikan kemarahan dalam bentuk
kebencian dan kekerasan.
Alangkah indahnya perangai seseorang tatkala menghadapi ketentuan
musibah yang berlaku menimpahnya. Jika ujian itu datang berupa nikmat,
maka ia mensyukurinya. Dan jika ujian itu datang berupa kesulitan,
kesusahan, musibah dan sebagainya, maka ia bersabar dengannya. Itulah
bukti perangai keimanan yang telah melekat. Tatkala itu yang terjadi,
bertahanlah.
Ketahuilah, Allah sudah mengatur dengan rapi perjalanan indah dan
bahagia bagi hamba-Nya, untuk itulah sayap cinta-Nya ditaruh dipundakmu,
tujuannya untuk melihat apakah engkau mampu memikul dan bersyukur
terhadap nikmat tersebut. Dan Allah jua telah merancang dengan sempurna
masa-masa sulit dan sedih untuk diganti dengan masa bahagia kelak. Hanya
saja, apakah kita masih bersabar dengan ujian yang kita terima.
Ingat kembali, ujian yang dihadapi bukan dibiarkan begitu saja,
tetapi untuk diselesaikan, maka mulailah berpikir jernih. Allah ingin
melihat hamba-Nya kembali duduk bersimpuh dan sujud dihadapan-Nya.
Ketahuilah, Allah memiliki pandangan yang begitu luas diluar pandangan
kita sebagai manusia. Boleh kita memiliki impian dan harapan yang
melangit nan indah, namun ketika harapan dan impian tidak sesuai dengan
kenyataan, maka bukalah mata selebar-lebarnya bahwa ada skenario yang
Allah siapkan yang jauh lebih indah dibanding dengan rencana kita.
Dengan begitu ujian akan tetap terasa indah.
Tidak ada takdir berupa musibah jika tak ada hikmahnya. Orang taat
bila diuji, maka hikmah-hikmah ujian akan semakin terbuka. Membawa diri
pada muhasabah dan kepekaan tuk semakin taat dihadapan-Nya. Insya Allah.