Nama Alexander Litvinenko mungkin tidak begitu asing terdengar di telinga sebagian masyarakat dunia. Sosoknya memang sempat menghiasi pemberitaan di berbagai media internasional pada paruh kedua tahun 2006 silam, setelah kematiannya terungkap karena dibunuh dengan racun sejenis bahan radio aktif isotop polonium 210.
Sebelum ajal menjemput, ternyata mantan
agen mata-mata rahasia badan intelijen Rusia, Federal Security Sevice
(FSB) itu berpesan agar ia dimakamkan dengan cara Islam. Memang, saat
itu hanya beberapa orang terdekat Litvinenko yang mengetahui perihal
keislamannya.
Sejumlah media massa internasional
memberitakan bahwa upacara pemakamannya memang dilakukan secara rahasia
yang dihadiri sedikitnya 30 orang kerabat dekat Litvinenko Upacara
pemakamannya sendiri dilangsungkan di kawasan utara
Kota London, Inggris. Upacara terpisah untuk menghormatinya yang
terakhir kali juga diselenggarakan di Masjid Regent’s Park, London.
Ini sesuai dengan keinginannya agar
prosesi pemakamannya diselenggarakan sesuai dengan syariat Islam. Bahkan
sang ayah, Walter Litvinenko, dilaporkan ikut menghadiri upacara di
Masjid Regent’s Park bersama pentolan pejuang Chechnya, Akhmed Zakayev.