MENATA HATI,MENUNTUN NURANI,MEMANTAPKAN TEKAT,BERJUANG UNTUK ALLAH,NABIULLAH,ISLAM,BANGSA,DAN NEGARA (by komando pasukan mujahidin fisabilillah indonesia(KOMPAMUSADA) )
Translate
Minggu, 26 April 2015
Bilal Chin, Rapper Asal London yang Putuskan Masuk Islam
BILAL Chin dibesarkan di London, dan baru satu tahun lalu tinggal di Mesir. Menginjak usia dua puluhan kini, ia mengatakan Mesir adalah tempat yang baik bagi dirinya, sebab membantunya untuk menjauh dari lingkungan sebelumnya dan memulai kehidupan baru.
Ia menjadi seorang muslim ketika berusia sembilan belas tahun, dan mengakui bahwa ia benar-benar tidak tahu tentang Islam sebelumnya.
“Jika ada wanita memakai syal dan siapa pun yang berpuasa, saya pikir dia orang Asia atau Arab dan bahwa hal itu hanyalah bagian dari budaya mereka,” katanya seperti dikutip Onislam Selasa kemarin (14/4/2015)
Sebelum memeluk Islam, ia mengatakan bahwa musik adalah bagian penting dalam hidupnya, bahkan ia memiliki sebuah band. Dari situ ia memiliki banyak uang dan fans.
“Di London selatan, jika orang sangat dihormat dan memiliki banyak uang, maka jika memiliki keduanya, mereka dianggap berhasil dalam hidupnya.”
Bilal tergabung dengan sebuah kepompok band bersama adiknya, ia bermain keyboard dan instrumen. Di London selatan diapun memiliki nama yang tenar menjadi rapper yang layak.
Sambil mengingat tentang shalat, Bilal bercerita bahwa ia bersama band-nya suatu kali bersantai di sebuah rumah salah satu anggota band-nya di London selatan. Ketika itu, kakak dari temannya itu pernah memintanya untuk mengecilkan musik selama lima menit. Kemudian, Bilal mengetahui bahwa ia sedang berdoa dan itu sebabnya ia meminta untuk mengecilkan musik.
Setelah itu, Kakak temannya tidak memberitahu kepada Bilal dan teman-temannya, tetapi hanya berbicara tentang tujuan hidupnya, dimana akan ada kehidupan lagi setelah kematian dan ketika orang meninggal mereka akan diadili.
Akhirnya Bilal mengiyakan bahwa apa yang dikatakan kakak temannya itu masuk akal dan iapun ingin menjadi seseorang yang tahu apa tujuan hidupnya di dunia.
Suatu hari, Bilal pergi ke toko buku lokal Islam dengan kakak temannya itu di selatan London. Bilal ingin membeli Quran terjemahan.
“Sang Pencipta menginginkan kita untuk menyembah-Nya. Saya ingin Allah senang dengan semua hal kebaikan yang saya lakukan, karena ketika kita meninggal bahwa ada hitungan dan balasan, dan perbuatan buruk tidak akan berdampak sebaliknya