MENATA HATI,MENUNTUN NURANI,MEMANTAPKAN TEKAT,BERJUANG UNTUK ALLAH,NABIULLAH,ISLAM,BANGSA,DAN NEGARA (by komando pasukan mujahidin fisabilillah indonesia(KOMPAMUSADA) )
Translate
Minggu, 26 April 2015
Karena Anak Belajar di Sekolah Islam, Kara Tergerak Jadi Muslimah
NAMA saya adalah Kara Allouzi dan saya berusia 45 tahun. Saya dari Amerika; lahir dan dibesarkan di negeri ini. Saya menjadi seorang Muslim pada tahun 1993.
Orang tua saya membesarkan saya sebagai orang Kristen, tetapi pada saat yang sama mereka mendidik saya seperti seorang Muslim. Mereka selalu memberitahu saya: ‘Jangan melakukan hal ini, jangan lakukan itu, bukan karena kami mengatakan begitu tapi karena Allah meminta kamu untuk tidak melakukannya’.
Jadi saya pikir seluruh hidup saya, saya adalah seorang Muslim, tapi saya tidak tahu bagaimana menemukan Islam. Ayah saya adalah Katolik, ibu saya Protestan. Tapi mereka sangat kecewa terhadap gereja.
Jadi ketika saya lahir, mereka memutuskan bahwa mereka akan membiarkan saya menemukan agama yang menurut saya paling nyaman.
Setiap kali saya pergi ke sebuah gereja, mereka akan memberitahu saya: ‘Jika kamu bukan milik gereja ini, kamu akan ke neraka; jika kamu bukan milik gereja ini kamu akan neraka; jika Anda bukan milik gereja ini Anda akan neraka’. Dan saya jadi takut. Aku menemui ayah saya dan saya berkata: “Saya takut saya memilih yang salah”.
Menikah
Setelah saya menikah, saya mulai belajar tentang Islam, sedikit demi sedikit; suami saya seperti contoh yang sangat baik dari Islam itu sendiri, ia seorang muslim yang baik. Dia tidak pernah memaksa saya untuk memeluk Islam.
Suatu kali dia sakit. Ketika itu juga, anak kami sudah saatnya masuk sekolah. Beberapa orang yang datang menjenguk suami saya memberitahu kami tentang sebuah sekolah Islam dan suami saya meminta saya untuk menyekolahkan anak-anak kami di sana.
Karena dia sakit, saya setuju. Sejujurnya, saya tidak ingin menyekolahkan anak-anak kami di sekolah ini, saya takut bahwa mereka akan menjadi Muslim. Tapi, setelah saya menyekolahkan mereka di sana, saya mulai percaya betapa indahnya hal itu, dan sekolah itu benar-benar menunjukkan keindahan sebuah agama, bukan hanya sisi agama, tapi juga cara hidup.
Karena melihat kehidupan di sekolah itulah, akhirnya saya memutuskan menjadi seorang Muslimah.
Sekarang saya fokus untuk berjuang menjadi seseorang yang shalehah. Ini menjadi usaha yang terus menerus, dan tidak pernah berakhir, untuk seorang Muslim.