MENATA HATI,MENUNTUN NURANI,MEMANTAPKAN TEKAT,BERJUANG UNTUK ALLAH,NABIULLAH,ISLAM,BANGSA,DAN NEGARA (by komando pasukan mujahidin fisabilillah indonesia(KOMPAMUSADA) )

JIHAD JIHAD JIHAD,ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATU,JIHAD ADALAH JALAN JUANG AGAMA ISLAM,MENCARI ILMU ADALAH JIHAD,BERJUANG ADALAH JIHAD,DAN MENEGAKKAN SYARIAT ISLAM ADALAH JIHAD المجاهدين سوف تطبق دائما الشريعة

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ “Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat.”

ingatlah selalu jihad bukan teroris juga bukan pemberontakan,isis adalah syiah,syiah yang berdoktrin khawarij laknatullah mari pertahankan NKRI
get this widget here

Translate

Senin, 20 April 2015

Juwairiyah Binti Al-Harits, Pembawa Berkah Kaum Muslimin

 Juwairiyah Binti Al-Harits R.A Pembawa Berkah
TELAH lama kita ketahui bahwa setiap istri Nabi SAW itu memiliki suatu kelebihan. Demikian juga halnya dengan Juwairiyah yang telah membawa berkah besar bagi kaumnya, Banil-Musthaliq. Bagaimana tidak, setelah dia memeluk Islam, Banil-Musthaliq mengikrarkan diri menjadi pengikut Nabi SAW.

Juwairiyah adalah seorang putri pemimpin Banil Musthaliq yang bernama al-Harits bin Abi Dhiraar yang sangat memusuhi Islam. Tentunya dia memiliki sifat dan kehormatan sebagai keluarga seorang pemimpin. Dia adalah gadis cantik yang paling luas ilmunya dan paling baik budi pekertinya di antara kaumnya. Rasulullah SAW memerangi mereka sehingga banyak kalangan mereka yang terbunuh dan wanita-wanitanya menjadi tawanan perang. Di antara tawanan tersebut terdapat Juwairiyah yang kemudian memeluk Islam, dan keislamannya itu merupakan awal kebaikan bagi kaumnya.
Tentang Juwairiyah, Aisyah mengemukakan cerita sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Saad dalam Thabaqatnya, “Rasulullah SAW menawan wanita-wanita Bani Musthaliq, kemudian beliau menyisihkan seperlima dari mereka dan membagikannya kepada kaum muslimin. Bagi penunggang kuda mendapat dua bagian, dan lelaki yang lain mendapat satu bagian. Juwairiyah jatuh ke tangan Tsabit bin Qais bin Samas al-Anshari.
Sebelumnya Juwairiyah menikah dengan anak pamannya, yaitu Musafi bin Shafwan bin Malik bin Juzaimah, yang tewas dalam pertempuran melawan kaum muslimin. Ketika Rasulullah SAW tengah berkumpul denganku, Juwairiyah datang menanyakan tentang perjanjian pembebasannya. Aku sangat membencinya ketika dia menemui beliau.
Kemudian dia berkata, “Ya Rasulullah SAW, aku Juwairiyah binti al-Harits, pemimpin kaumnya. Sekarang aku kini tengah berada dalam kekuasaan Tsabit bin Qais. Dia membebaniku dengan sembilan keping emas, padahal aku sangat menginginkan kebebasanku.” Beliau bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu yang lebih dari itu?” Dia balik bertanya, “Apakah gerangan itu?” Beliau menjawab, “Aku penuhi permintaanmu dalam membayar sembilan keping emas dan aku akan menikahimu.”
Dia menjawab, “Baiklah, ya Rasulullah SAW!” Beliau bersabda, “Aku akan melaksanakannya.” lalu tersebarlah kabar itu, dan para sahabat Rasulullah SAW berkata, “Ipar-ipar Rasulullah SAW tak layak menjadi budak-budak.” Mereka membebaskan tawanan Banil Musthaliq yang jumlahnya hingga seratus keluarga karena perkawinan Juwairiyah dengan Rasulullah SAW. Aku tidak pernah menemukan seorang wanita yang lebih banyak memiliki berkah daripada Juwairiyah.”
Selain itu Aisyah sangat memperhatikan kecantikan Juwairiyah, dan itulah di antaranya yang menyebabkan Rasulullah SAW menawarkan untuk menikahinya. Rasulullah SAW meminang Juwairiyah dengan mas kawin 400 dirham. Aisyah sangat cemburu dengan keadaan seperti itu. Padahal Rasulullah SAW berbuat baik kepada Juwairiyah bukan semata karena kecantikan wajahnya, melainkan karena rasa belas kasih beliau kepadanya.
Ketika Juwairiyah menikah dengan Rasulullah SAW, beliau mengubah namanya, yang asalnya Burrah menjadi Juwairiyah, sebagaimana disebutkan dalam Thabaqatnya Ibnu Saad, “Nama Juwairiyah binti al-Harits merupakan perubahan dari Burrah. Rasulullah SAW menggantinya menjadi Juwairiyah, karena khawatir disebut bahwa beliau keluar dari rumah burrah.”
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, Juwairiyah mengasingkan diri serta memperbanyak ibadah dan bersedekah di jalan Allah SWT dengan harta yang diterimanya dari baitul mal. Ketika terjadi fitnah besar berkaitan dengan Aisyah, dia banyak berdiam diri, tidak berpihak kemanapun.
Juwairiyah wafat pada masa kekhalifahan Mu`awiyah bin Abu Sufyan, pada usianya yang keenam puluh. Dia dikuburkan di Baqi`, bersebelahan dengan kuburan istri-istri Rasulullah SAW yang lain. [santi/islampos/dikutip dari: Amru Yusuf/ Istri Rasulullah, contoh dan teladan/Al-Islam – Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia]

susunan

susunan