“Kami mengapresiasi peran Saudi dalam
merealisir rekonsiliasi Palestina, dan Saudi merupakan negara Arab yang
mampu membentuk jaringan keamanan politik di dunia Arab untuk
rekonsiliasi Palestina,” ujar tokoh Hamas, Shalah Bardawil dalam
keterangan persnya dikutip PIC.
Bardawil menyebutkan, dukungan Saudi cukup
signifikan dalam masalah Palestina, kegagalan perundingan Makkah untuk
membentuk pemerintahan Palestina bersatu pimpinan Ismail Haniyah
disebabkan oleh gerakan Fatah dan Ketua Otoritas Mahmud Abbas secara
personal.
Menurut Hamas, peran baru Saudi sangat
diharapkan dalam rekonsiliasi Palestina, dan tidak bertentangan dengan
peran Mesir sebagai mediator, bahan makin menyempurnakan dan
mengokohkannya, pungkas Bardawil.
Sementara itu, Wakil Ketua Biro Politik
Hamas, Ismail Haniyah menyerukan kerajaan Arab Saudi untuk kembali
berupaya mengakhiri perpecahan Palestina dan menerapkan rekonsiliasi
nasional serta membuat strategi menghadang politik penjajah Israel yang
ingin membidik masjid Al-Aqsha.
Pernyataan ini disampaikan Ismail dalam
khutbah Jumatnya (01/05/2015) di salah satu masjid di sebuah Kampung
Saudi (kampung Palestina yang dibangun Saudi) di Rafah, selatan Jalur
Gaza, Haniyah.
“Saudi berhasil menautkan Palestina dalam
rekonsiliasi di Makkah dan kami menyambut kembali usaha mereka untuk
mengakhiri perpecahan,” ujarnya.
Haniyah mengungkapkan harapannya Saudi dan
negara-negara Arab semuanya membuat rencana strategis menghadang
politik penjajah zionis yang membahayakan masjid Al-Aqsha.