Amerika Serikat dan sekutunya di Barat telah melancarkan tahap pertama perang hybrid melawan Rusia. Demikian dikatakan komandan Barat Distrik Militer Rusia, Kolonel Jenderal Anatoly Sidorov, Jumat 24 April 2015. Dalam melakukan hal ini mereka menggunakan metode politik dan ekonomi dengan tujuan mendestabilisasi situasi di negara itu, jelasnya.
“Amerika Serikat menggunakan intensitas yang lebih besar dalam
‘pelatihan operasi dan tempur di Barat’ dan reunifikasi Crimea dengan
Rusia dijadikan dasar membentuk citra Rusia sebagai agresor di depan
negara-negara Eropa,” kata Sidorov sebagaimana dikutip RBTH.
Dia mengingatkan NATO telah jauh melangkah kehadiran militernya di Eropa Timur.
“Kebijakan anti-Rusia kepemimpinan politik negara-negara Baltik ‘telah memungkinkan untuk penyebaran maju lebih dari 1.000 tentara dari divisi infanteri 3 AS di wilayah Estonia, Latvia dan Lithuania,” katanya.
“Selain itu, situasi di wilayah ini menjadi pembicara kunci dengan kampanye cuci otak dengan tujuan untuk memicu sentimen anti-Rusia yang stabil dalam masyarakat,” kata Sidorov.
Jenderal itu mencatat bahwa perang hybrid telah menjadi jenis utama dari konflik hari ini, dengan penekanan bukan pada operasi tempur, tapi kampanye propaganda besar-besaran di dalam negeri musuh potensial.
“Central perang modern sering tidak konvensional, tetapi merupakan operasi hybrid dengan menggabungkan kedua operasi dan kegiatan militer tanpa menggunakan kekuatan militer,” katanya.
Dia mengingatkan NATO telah jauh melangkah kehadiran militernya di Eropa Timur.
“Kebijakan anti-Rusia kepemimpinan politik negara-negara Baltik ‘telah memungkinkan untuk penyebaran maju lebih dari 1.000 tentara dari divisi infanteri 3 AS di wilayah Estonia, Latvia dan Lithuania,” katanya.
“Selain itu, situasi di wilayah ini menjadi pembicara kunci dengan kampanye cuci otak dengan tujuan untuk memicu sentimen anti-Rusia yang stabil dalam masyarakat,” kata Sidorov.
Jenderal itu mencatat bahwa perang hybrid telah menjadi jenis utama dari konflik hari ini, dengan penekanan bukan pada operasi tempur, tapi kampanye propaganda besar-besaran di dalam negeri musuh potensial.
“Central perang modern sering tidak konvensional, tetapi merupakan operasi hybrid dengan menggabungkan kedua operasi dan kegiatan militer tanpa menggunakan kekuatan militer,” katanya.